PENJELASAN TENTANG ASHPALT MIXING PLANT (AMP) DAN AGREGATE PEOCESSING PLANT (APP)
ASHPALT MIXING PLANT (AMP)
DAN AGREGATE PEOCESSING PLANT (APP)
1.
ASHPALT MIXING
PLANT (AMP)
Pengertian
Asphalt Mixing Plant Adalah - Salah satu komponen penting pada struktur
jalan adalah Beton Aspal atau Laston Aspal. Laston Aspal biasa diproduksi di sebuah
mesin besar bernama Asphalt Mixing Plant/ AMP. Pengertian Asphalt Mixing Plant
adalah suatu tempat yang terdiri dari beberapa alat- alat berat dan mesin yang
berfungsi untuk memproduksi Beton Aspal / Hotmix dalam skala besar. Kapasitas
produksi dari AMP sangat tergantung dari jenis dan spesifikasi alat. Adapun
jenis- jenis aspal yang bisa diproduksi oleh Asphalt Mixing Plant antara lain
AC-BC, AC-WC, Ac-Base dan lain- lain. Selengkapnya baca di Jenis-Jenis Aspal dan fungsinya.
Asphalt Mixing Plant biasa digunakan pada proyek jalan yang
mempunyai kebutuhan hotmix sangat besar. Karena untuk membangun Asphalt Mixing
Plant diperlukan peralatan dan biaya yang besar. Perlu perhitungan khusus
untung dan rugi jika membangun asphalt mixing plant atau AMP. Apabila proyek
jalan dengan kebutuhan hotmix sedikit sebaiknya beli jadi aja hotmix ke AMP
lain.
Adapun pengertian
secara mendetail Asphalt Mixing Plant adalah Gabungan dari beberapa alat
mekanik dan elektronik yang digunakan untuk mencampur beberapa fraksi agregat
dengan aspal drum atau aspal curah sehingga menghasilkan campuran beton aspal
yang bisa digunakan untuk struktur jalan atau sesuai kebutuhan.
Jenis
Asphalt Mixing Plant
Terdapat 3 jenis Asphalt Mixing
Plant antara lain AMP Batch Plant (Jenis Takaran), AMP Drum Mix (Jenis Drum
Pencampur), dan AMP Continues Plant (Menerus). Namun AMP yang banyak digunakan
di Indonesia adalah AMP Jenis Takaran dan AMP Jenis Drum Pencampur. Berikut
penjelasannya:
1. Asphalt Mixing Plant/ AMP Jenis Takaran ( Batch Plant)
Merupakan
jenis AMP Timbangan dimana komposisi bahan dalam campuran beraspal sudah
ditentukan berdasarkan berat masing- masing bahan. Proses pencampuran aspal
pada AMP jenis Takaran ini dimulai dengan penimbangan aggregat, bahan pengisi
(filler) jika diperlukan dan aspal sesuai dengan komposisi yang ditentukan
berdasar Job Mix Formula dan dicampur pada pugmill dalam waktu tertentu. Pengaturan
bukaan pintu bin dingin dilakukan untuk menyesuaikan gradasi fraksi agregat
dengan rencana komposisi campuran agar aliran fraksi aggregat dari bin dingin
ke bin panas bisa berjalan lancar dan sesuai dengan rencana komposisi campuran.
Asphalt mixing plant jenis Takaran mempunyai perbedaan di kelengkapan peralatan
dibanding AMP Jenis Drum Pencampur. AMP Jenis Takaran mempunyai saringan panas
(hot screen), bin panas (hot bin), timbangan (Weight hopper) dan pencampur
(pugmill/mixer). Sedangkan AMP jenis Drum pencampur tidak memiliki.
Merupakan jenis AMP dimana
komposisi bahan dalam campuran ditentukan berdasarkan berat masing- masing
bahan yang diubah ke dalam satuan volume atau dalam aliran berat per satuan
waktu. AMP jenis pencampur drum, aggregat panas langsung dicampur dengan aspal
panas di dalam drum pemamas atau di dalam silo pencapur di luar drum pemanas.
Penggabungan aggregat dilakukan dengan cara mengatur bukaan pintu pada bin dingin
dan pemberian aspal ditentukan berdasarkan kecapatan pengaliran dari pompa
aspal.
3. Asphalt Mixing Plant/ AMP Jenis Menerus (Continuous)
3. Asphalt Mixing Plant/ AMP Jenis Menerus (Continuous)
Merupakan jenis AMP yang jarang
digunakan pada proyek- proyek jalan karena memiliki beberapa kekurangan antara
lain
- Gradasi aggregat kurang terjamin kesesuaiannya dengan rencana pada Job Mix Formula. hal ini dikarenakan pengontrolan hanya bisa dilakukan dari bukaan pintu bin dingin saja. Tidak ada pengontrol kedua seperti pada jenis AMP Takaran.
- Pengaturan jumlah pasokan aggregat kurang teliti kalau hanya mengandalkan pengaturan bukaan pintu bin dingin saja tanpa ada alat kontrol lain seperti pengontrol kecepatan ban berjalan.
- Jumlah pasokan aspal yang diberikan saat pencampuran dengan agregat panas sangat tergantung dari viskositas aspal. Jika terjadi penurunan temperatur aspal maka akan menyebabkan jumlah aspal yang diberikan tidak sesuai dengan kadar aspal optimum.
- Temperatur campuran aspal kadang terjadi penyimpangan.
- Tempat Penyimpanan Aspal, berfungsi sebagai penyimpanan aspal. Sering disebut dengan ketel. Aspal drum akan dimasukkan ke dalam ketel kemudian dipanaskan sehingga aspal dalam drum akan mencair.
- Cold Bin (Bin dingin), berfungsi sebagai penampungan material agregat dari berbagai fraksi. Biasanya terdapat 4 bin atau bak penampungan sesuai dengan jumlah fraksi. Masing- masing bin mempunyai pintu bukaan yang akan mengatur komposisi material.
- Hot Bin (Bin Panas), berfungsi sebagai penampungan agregat panas yang telah lolos dari saringan panas. Agregat panas yang lolos saringan akan mengisi tempat masing- masing sesuai dengan fraksinya.
- Hopper (Corong tuang), berfungsi untuk menimbang berat agregat panas dari hot bin. Hopper terletak di bawah hot bin dan di atas pugmill.
- Cold Elevator (Elevator dingin), berfungsi untuk membawa agregat dingin dari cold bin.
- Hot Elevator (Elevator panas), berfungsi untuk membawa agregat panas yang keluar dari silinder pengering atau dryer menuju saringan panas (hot screening) untuk dipisah sesuai ukuran agregat masing- masing.
- Silo, adalah silinder vertikal untuk menyimpan campuran aspal dari mier yang tertutu rapat untuk menghindari terjadinya oksidasi yang dapat mengakibatkan campuran menjadi keras.
- Feeder (Pemasok), berfungsi untuk memasok agregat dari bin dingin menuju alat pengering (dryer)
- Filler Storage (Penampungan bahan pengisi), berfungsi untuk menyimpan bahan pengisi (filler) sebelum diolah menjadi aspal hotmix.
- Belt Conveyor, berfungsi untuk memasok agregat dari cold bin.
- Pugmill (Pencampur), berfungsi sebagai tempat pencampuran semua material agregat dan aspal dalam keadaan panas.
- Burner (pengapian), berfungsi untuk memanaskan dan mengeringkan agregat pada pengering maupun membakar aspal dalam tangki penyimpanan.
- Air Lock Damper (Pengatur udara), berfungsi untuk mengatur udara saat dilakukan pengapian (burner)
- Timer (Pengatur waktu), berfungsi untuk mengatur lama pencampuran kering dan basah campuran beraspal di dalam alat pencampur.
- Drum Dryer (pengering), berfungsi sebagai pemanas dan pengering agregat. Suhu agregat dapat mempengaruhi suhu campuran. Alat ini bergerak berputar dan pada bagian dalamnya terdapat aliran gas yang berfungsi untuk mengeringkan agregat. Drum diletakkan miring dengan bagian ujung bawah terdapat pembakaran (burner) drum untuk pengering agregat.
- Vibrator (penggetar), berfungsi sebagai alat penggetar yang diletakkan pada pintu bukaan bin dingin dan saringan panas.
- Dust Collector ( Pengumpul debu), tempat pengumpulan debu yang dihasilkan dari proses pengeringan agregat.
- Cold Bin Gate (Pintu bukaan bin dingin), berfungsi untuk mengeluarkan agregat dari bin dingin.
- Screen (saringan), berfungsi untuk mengelompokkan butiran agregat sesuai dengan kelompok ukura (fraksi)
- Hot Screen (Saringan Panas), berfungsi pada saat proses unit saringan agregat panas.
- Weight Bin (Bin penimbang), berfungsi sebagai tempat menampung sekaligus menimbang agregat dari setiap fraksi agregat yang dibutuhkan untuk tiap kali pencampuran atau batch sebelum dioperasikan bin penimbang harus dipemeriksaan kelayakan oleh jawatan meteorologi yang dibuktikan dengan sertifikat pemeriksaan kelayakan. Di bagian bawah bin terdapat pintu pengeluaran yang bisa dibuka dan ditutup secara manual atau secara otomatis.
- Thermostat, berfungsi untuk mengatur temperature suhu yang tidak menggunakan air raksa.
- Timbangan, berfungsi untuk menimbang agregat panas, aspal panas, dan filler.
- Asphalt Control Unit, berfungsi untuk mengontrol pemasokan aspal menuju alat pencampur (pugmill).
PROSES PELAKSANAAN
1.
Persiapan Bahan Baku
Dalam pembuatan aspal ini tahapan
yang paling pertama yaitu mempersiapkan bahan baku. Agregat merupakan bahan
baku utama dalam lapisan permukaan perkerasan jalan atau beton, bahan baku
agregat yang diperoleh dari hasil penambangan sungai-sungai di Aceh contohnya
atau daerah lain ini kemudian diproses melalui mesin perengkahan Stone Crusher
yang menghasilkan beberapa jenis agregat sesuai dengan yang dinginkan.
Penggunaan agregat ini sendiri juga ada standart aturannya seperti menurut
standart SNI (Standart Nasional Indonesia) tentang penggunaan agregat yang
diproduksi adalah agregat dengan ukuran 1, 1/2, 3/4 inch, dan abu batu pada
umumnya.
Setelah bahan baku agregat bahan
berikutnya yaitu bahan baku aspal. Aspal ini merupakan bahan baku yang
digunakan untuk mengikat antara agregat yang satu dengan yang lainnya atau juga
sebagai katalis agar agregat dapat menjadi padu, kuat, keras dan tahan terhadap
perubahan cuaca. Untuk jenis aspal yang digunakan adalah aspal emulsi yang
siperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi. Asphalt tersebut diimpor dari
berbagai produsen yang ada di dalam maupun luar negeri.
2.
Filler.
Filler yang merupakan bahan penambah
pada proses pencampuran antara agregat dengan aspal yang berfungsi untuk
menutup pori-pori yang ada pada permukaan aspal beton yang disebabkan karena
kurangnya campuran dari gradasi agregar pada unit timbangan. Kemudian
ditambahkan pula bahan lainya sebagai bahan pengisi diantaranya yaitu debu batu
kapur (limestone dust), kapur padam (hydrated lime), semen atau abu terbang.
Untuk bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan –
gumpalan. Batu kapur yang berfngsi sebagai filler merupakan bahan pengisi
aspal.
3.
Bin Dingin
Bin
dingin atau cold bin ini adalah bak tempat untuk menampung materian
agregat dari tiap-tiap fraksi dari agrerat halus sampai agregat kasar yang
diperlukan dalam memproduksi campuran aspal panas (hot mix). Bagian pertama
dari AMP (Aspal Mixing Plant) adalah bin dingin, bin dingin ini
merupakan tempat penyimpanan fraksi agregat kasar, agrerat sedang, agregat
halus dan pasir. jumlah minimum untuk bin dingin ini terdiri antara 3 sampai 5
bak penampung (Bin). Pada masing-masing bn berisi agregat dengan gradasi
tertentu. Antara argegat-agregat tersebut harus terpisah satu sama lain, hal
ini dilakukan agar tetap menjaga keaslian gradasi dari masing-masing bin sesuai
dengan rencana campuran kerja (RCK). Untuk memisahkannya, dapat dipasang pelat
baja pemisah antara bin. Dengan begitu maka loader (alat pengangkut) yang
digunakan masing-masing bin harus mempunyai bak (bucket) yang lebih kecil dari
mulut pemisah masing-masing bin. Apabila tanpa adanya pemisah maka pengisian
masing-masing bin tidak boleh berlebih untuk menghindari tercampurnya agregat.
4.
Proses Pengeringan Agregat Pada Unit Dryer
Setelah agrerat diproses di unit
stone crusher dan kemudian disimpan pada bin dingin proses selanjutnya yaitu
proses pengeringan Agrerat. Agregat diangkut menuju dryer dengan
menggunakan berkonveyor untuk dikeringkan dengan unit dryer dengan tujuan
menghilangkan kadar air, pada proses ini mengkondisikan kadar air harus seminim
mungkin agar tidak berpengaruh pada proses pencampuran aspal nantinya.
Pengringan ini dilakukan dengan cara membakar agregat di dalam kilen yang
berputar dengan suhu ±1500 C proses pembakaran dengan menggunakan bahan bakar
solar lama pembakaran ini belangsung selama ± 45 detik dengan kapasitas ± 80
ton/jam.
5.
Pengumpul Debu (dust collector)
Fungsi dari Dust Collector yaitu
sebagai alat pengontrol polusi udara di lingkungan lokasi AMP (Aspal Mixing
Plant). Alat pengumpul debu (dust collector) harus berfungsi sebagai alat
pengontrol polusi udara di lingkungan lokasi AMP (aspal mixing plant). Gas
buangan yang keluar dari sistem pengering ditambah dengan dorongan kipas
pengeluar (exchaust fan) akan dialirkan ke pengumpul debu. Apabila alat
pengumpul debu tidak berfungsi dengan baik hal tersebut menyebabkan polusi
udara, dan akan mengganggu lingkungan sekitar. Salah satu contohnya pengumpul
debu dengan jenis basah (wet scrubber dust collector), debu yang terbawa gas
buangan disemprot dengan air, sehingga partikel berat akan terjatuh ke bawah
dan gas yang telah bersih keluar dari cerobong asap. Partikel berat
tersebut kemudian dialirkan ke bak penampung (bak air). Jika pada bak air
penampung terlihat jelaga yang mengambang dengan jumlah yang cukup banyak, maka
hal ini menunjukkan terjadi pembakaran yang tidak sempurna pada pengering
(dryer). Dalam mencegah hal yang tidak diinginkan maka dilakukan koreksi atau
perbaikan pada pengering (dryer).
6.
Proses Pemisahan Agregat Pada Hot Screen.
Setelah agregat yang panas telah
melalui proses pembakaran dari dryer selanjutnya di angkut oleh hot elevator
menuju ke atas tower untuk dilakukan pemisahan pada hot screen, proses
pemisahan ini dengan cara gravitasi agregat dijatuhkan pada ayakan/screen yang
dirancang sedikit miring agar dapat mengayak atau memisahkan agregat sesuai dengan
ukurannya masing-masing. Pada screen dilengkapi alat bantu yaitu vibrator yang
berfungsi untuk menggetarkan ayakan agar terjadi ayakan yang optimal. Agregat
yang telah disaring/dipisahkan berdasarkan ukurannya kemudian masuk pada unit
hot bin guna untuk menampung sementara agregat yang akan masuk pada timbangan.
7.
Bin panas (hot bin)
Hot bin ini dipasang pada AMP dengan
jenis takaran Batch. Pada AMP pada umumnya jenis takarannya terdiri 4 bin yang
dilengkapi dengan pembatas yang rapat dan kuat dan tdak boleh berlubang serta
memiliki tinggi yang sesuai sehingga mampu menampung agregat panas dalam
berbagai ukuran fraksi yang telah di pisah-pisahkan melalui unit ayakan panas.
Pada bagian bawah tiap bin panas harus dipasang saluran pipa yang berfungsi
untuk membuang agregat yang berlebih dari iap bin panas, proses tersebut bisa
dilakukan secara manual juga otomatis. Apabila agregat tersebut masih
menyisakan kadar air setelah pemanasan maka agregat yang sangat halus
(debu) akan menempel dan menggumpal pada dinding bin panas dan akan jatuh
setelah cukup berat. Hal tersebut dapat menyebabkan perubahan gradasi agregat,
yaitu penambahan material yang lolos saringan No. 2000.
8.
Timbangan
Timbangan ini merupakan alat yang
berfungsi untuk menakar / menimbang jumlah masing-masing agregat sesuai dengan
komposisi yang telah ditentukan, proses penimbangan dilakukan dengan sistem
komputerisasi atau otomatis. Sebelum penggunaan timbangan ini, timbangan
tersebut dikalibrasi terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar hasil dari timbangan
dapat akurat.
Bagian-bagian AMP jenis timbangan adalah.
1. Bin dingin (cold bins)
2. Pintu pengatur pengeluaran
agregat dari bin dingin (cold feed gate)
3. Sistem pemasok agregat
dingin (cold elevator)
4.
Pengering (dryer)
5. Pengumpul debu (dust
collector)
6. Cerobong pembuangan
(exhaust stack)
7. Sistem pemasok agregat
panas (hot elevator)
8. Unit ayakan panas (hot
screening unit)
9. Bin panas (hot bins)
10. Timbangan Agregat (weigh box)
11. Pencampur (mixer atau pugmill)
12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral
filler storage)
13. Tangki aspal (hot asphalt storage)
14. Sistem penimbangan aspal (aspal
weigh bucket)
Berikut merupakan contoh video cara pembuatan Ashpalt Mixing Plant (AMP)
2.
AGREGATE PEOCESSING
PLANT (APP)
Aggregate
processing plant merupakan suatu pabrik yang memproduksi bahan seperti agregat yang
akan dibutuhkan dalam pengerjaan suatu proyek. Dalam kasus ini akan diproduksi
batu kasar hingga batu halus untuk bahan pembuatan jalan. Dengan plant ini
dapat diproses sesuai dengan jumlah yang akan kita butuhkan.
Proses
pembuatannya menyerupai conveyor dengan mengalirkan batu yang akan diproses,
kemudian akan dipecah kesetiap bagian masing-masing (batu halus, batu sedang,
dan batu kasar). Jalur produksi dibagi menjadi 3 bagian tersebut. Dalam
pengerjaan tersebut batu akan dipecah dengan blade yang ada di mesin. Blade
tersebut ukuran dan ketajamannya disesuaikan dengan ukuran yang akan
diproduksi.
Peralatan yang digunakan:
- Mixer (baik tilt drum atau horizontal)
- Cement batcher
- Agregat batcher
- Conveyor
- Radial stackers
- Aggregate bins
- Cement bins
- Heaters, Pemanas
- Chillers, Pendingin
- Cement silos
- Batch plant controls
- Dust collectors
Inti dari
Batching Plant Beton adalah mixer, dan ada banyak jenis mixer dan peralatan
seperti:
Twin
Saft Mixer adalah
mesin pengaduk yang dapat memastikan campuran beton dengan stabil karena
mempunyai penggunaan motor tenaga kuda yang tinggi. Tipe ini lebih umum
digunakan hampir setiap batching plant di Eropa.
Mixer
tilt adalah mesin pengaduk yang
menawarkan campuran adukan yang konsisten dengan tenaga kerja dan biaya
perawatan yang jauh lebih sedikit. Di Amerika Utara, tipe mixer ini mendominasi
setiap batching plant disana.
Mixer
Pan atau Planetary alat pengaduk
yang lebih sering digunakan untuk Wet Mix Plant.
Cement
Silo berfungsi untuk tempat penyimpanan
semen dan menjaga dari penyusutan kualitasnya. Biasanya 1 atau 2 kompartemen,
namun kadang-kadang sampai 4 kompartemen dalam satu silo.
Conveyor biasanya antara lebar 24-48 inci
dan membawa agregat dari gerbong tanah (bin) ke penyimpanan agregat (storage
bin), dan juga dari batch agregat ke saluran muatan dan mesin pengaduk.
Agregat bins memiliki 2 sampai 6 kompartemen untuk penyimpanan berbagai ukuran pasir dan agregat (batuan, kerikil, dll.
Agregat bins memiliki 2 sampai 6 kompartemen untuk penyimpanan berbagai ukuran pasir dan agregat (batuan, kerikil, dll.
SEMOGA BERMANFAAT 😉✌
Komentar
Posting Komentar